November 2024 menjanjikan berbagai film menarik di bioskop, dari sekuel yang ditunggu-tunggu hingga adaptasi dari karya terkenal. Berikut adalah beberapa film yang akan tayang: Here (1 November) Film ini menyentuh tema koneksi dan introspeksi, menjadikan penonton merenungkan hubungan antar karakter. Meskipun detail plotnya masih terjaga, ekspektasi tinggi ditujukan pada film ini sebagai pembuka bulan November. Red One (8 November) Dikenal sebagai film liburan yang dibintangi Chris Evans, Red One menggabungkan elemen petualangan dan komedi. Cerita ini berjanji untuk memberikan perspektif baru tentang tema perayaan dengan sentuhan humor dan keseruan. Venom: The Last Dance (8 November) Sekuel dari film Venom ini melanjutkan kisah Eddie Brock, yang harus menghadapi tantangan baru di dunia yang semakin kompleks. Film ini diharapkan dapat menggabungkan aksi mendebarkan dengan humor yang menjadi ciri khas franchise ini. Gladiator 2 (22 November) Sekuel yang sangat dinanti ini mengem...
KOMPAS.com — Pernah merasa kerepotan dengan akun online berikut rangkaian password yang jumlahnya sangat banyak? Hal tersebut coba diatasi oleh Google yang mengembangkan sebuah dongle hardware berbentuk cincin.
Cincin tersebut nantinya bisa mengambil alih fungsi otentikasi pengguna di situs-situs online yang biasanya dilakukan melalui password. Karena semua akun bisa diakses dengan satu kunci hardware, risiko menggunakan password yang sama untuk beberapa akun berbeda pun bisa diminimalkan.
Berbicara dalam konferensi sekuriti RSA di San Francisco, AS minggu lalu, Insinyur Bidang Keamanan Google, Mayank Upadhyay, mengatakan bahwa raksasa internet itu kini sedang menguji kunci hardware berbentuk USB flashdisk.
Di dalam token USB ini terdapat chip yang menyimpan kunci kriptografis spesifik untuk tiap-tiap token. Ketika ditancapkan di komputer, proses validasi dilakukan melalui verifikasi matematis oleh akun online yang akan diakses menggunakan token USB itu.
Nah, kunci hardware berbentuk cincin diciptakan Goolge untuk mereka yang tidak ingin terpisah dengan kunci hardware mereka atau menghilangkannya. "Soalnya, tak semua orang merasa nyaman dengan kunci USB," ujar Upadhyay, seperti dikutip dari Technology Review.
Selain kunci-kunci hardware ini, Google juga sedang menguji perangkat keamanan lain. "Yang kami sedang sangat usahakan adalah (kunci keamanan) yang tergabung dalam browser, jadi Anda tak perlu lagi repot-repot memasang middleware atau yang lain-lain," tambah Upadhyay.
Rangkaian perangkat tersebut saat ini masih berada dalam tahap pengembangan awal. Google pun masih perlu menggandeng rekanan-rekanan yang bersedia menggunakan teknologi itu. Apabila berhasil diterapkan, boleh jadi netter masa depan nantinya tak perlu lagi menghafal password panjang yang rumit.
Cincin tersebut nantinya bisa mengambil alih fungsi otentikasi pengguna di situs-situs online yang biasanya dilakukan melalui password. Karena semua akun bisa diakses dengan satu kunci hardware, risiko menggunakan password yang sama untuk beberapa akun berbeda pun bisa diminimalkan.
Berbicara dalam konferensi sekuriti RSA di San Francisco, AS minggu lalu, Insinyur Bidang Keamanan Google, Mayank Upadhyay, mengatakan bahwa raksasa internet itu kini sedang menguji kunci hardware berbentuk USB flashdisk.
Di dalam token USB ini terdapat chip yang menyimpan kunci kriptografis spesifik untuk tiap-tiap token. Ketika ditancapkan di komputer, proses validasi dilakukan melalui verifikasi matematis oleh akun online yang akan diakses menggunakan token USB itu.
Nah, kunci hardware berbentuk cincin diciptakan Goolge untuk mereka yang tidak ingin terpisah dengan kunci hardware mereka atau menghilangkannya. "Soalnya, tak semua orang merasa nyaman dengan kunci USB," ujar Upadhyay, seperti dikutip dari Technology Review.
Selain kunci-kunci hardware ini, Google juga sedang menguji perangkat keamanan lain. "Yang kami sedang sangat usahakan adalah (kunci keamanan) yang tergabung dalam browser, jadi Anda tak perlu lagi repot-repot memasang middleware atau yang lain-lain," tambah Upadhyay.
Rangkaian perangkat tersebut saat ini masih berada dalam tahap pengembangan awal. Google pun masih perlu menggandeng rekanan-rekanan yang bersedia menggunakan teknologi itu. Apabila berhasil diterapkan, boleh jadi netter masa depan nantinya tak perlu lagi menghafal password panjang yang rumit.
Komentar
Posting Komentar