Kaum milenial sangat beruntung karena memiliki fasilitas bernama DIGITAL yang lahir bersamaan dengan eranya. Digital dan milenial menurutku sangat bersahabat seperti Jarvis dan Iron man, bisa membantu banyak hal yang kaum milenial kerjakan, tidak terkecuali dalam bidang ekonomi.
Hal ini aku alami sendiri, dari aku yang awalnya tidak terlalu peduli dengan manfaat dari digital ini sampai aku mengerti bahwa dengan menggunakan digital, aku bisa melakukan berbagai hal.
Aku ingin menceritakan pengalaman temanku bernama Reza yang telah mengubah cara pandangku terhadap digital.
Di awal tahun lalu, Reza bercerita bahwa ia ingin membuka usaha, akan tetapi dia tidak memiliki modal sedikitpun. Aku yang masih berpikiran konvesional hanya tertawa mendengar cerita Reza. Bagaimana bisa membuka usaha tanpa modal, sungguh impian yang konyol pikirku.
Di sisi lain, Reza terlihat sangat serius ketika mengucapkan idenya tadi, sepertinya dia tidak terlalu memperhatikan perkataanku yang menertawakannya, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana langkah awal untuk dia bisa membuka usaha tersebut.
Seminggu kemudian, Reza bercerita lagi bahwa dia telah mengikuti sebuah webinar tentang Dropshipping tanpa modal. Ia bermaksud mengajakku untuk memulai bisnis bersama-sama. Aku yang masih berpikiran pesimis tentang digital langsung menolaknya, “yang punya modal saja belum tentu berhasil, apalagi kita yang memulai tanpa modal sedikit pun, hanya menghabiskan waktu saja” pikirku.
Reza tidak goyah menerima penolakanku, dan dia tetap melanjutkan idenya itu sendirian.
Seminggu kemudian, Reza bercerita lagi bahwa dia sudah memiliki akun toko di beberapa market place, dia sudah tahu produk apa yang akan dia jual. Produk yang dia jual adalah kain tradisional yang berasal dari daerah Lombok.
Aku yang masih tidak peduli hanya bisa nyinyir saja terhadap apa yang ia lakukan.
Ia pun bercerita bahwa yang sekarang akan dia lakukan hanyalah upload produk di akun toko nya setiap hari dan tidak boleh terlewatkan sehari pun.
Tiga bulan berlalu, tidak ada satupun orang yang membeli produk yang ia jual.
Aku yang berpikiran konvensional merasa menang dalam cara berpikir, aku hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan usaha nya supaya tidak mengganggu waktu kuliah.
Sepertinya Reza tidak mendengarkan ucapanku, dia tetap konsisten dengan men-upload produk setiap hari di akun toko miliknya.
Sampai di bulan ke empat ada orderan pertama nya. Reza bercerita dengan sangat senang kepadaku, sebaliknya aku hanya melihat hal itu sebuah kerugian karena menghabiskan waktu empat bulan untuk satu pelanggan. Berpikir negatif selalu aku kedepankan pada saat itu.
Ternyata pembeli pertama nya itu adalah sebuah pintu yang terbuka untuk usahanya. Jumlah orang yang membeli di akun toko nya meningkat dari perlahan.
Hingga di bulan ke-enam ada yang memesan kainnya dengan jumlah yang banyak. Disini Reza yang mulai kebingungan, karena dia memerlukan modal awal untuk membeli barangnya terlebih dahulu. Untungnya tidak perlu waktu lama untuk dia mendapatkan pinjaman uang sebesar lima juta rupiah.
Kali ini aku yang mulai merasa bersalah terhadapnya, karena pernah meremehkan idenya dulu.
Butuh dua bulan untuk Reza mengembalikan pinjaman nya tadi. Sekarang dia sudah bukan Dropshipper lagi. Dia sudah punya gudang kecil untuk barangnya dia sendiri.
Setahun sudah berlalu dari awal mula dia menceritakan ingin membuka usaha tanpa modal. Sekarang usahanya sudah lumayan besar, minimal ada sepuluh orderan setiap hari nya. Stock barang yang dia miliki sudah banyak dan beragam.
Dari usahanya itu dia sudah bisa membeli motor untuk antar barang, membayar sewa rumah untuk gudang, membiayai hidupnya sendiri dan lagi sekarang dia sudah memiliki satu orang pegawai untuk membantu mengelola usahanya.
Disini lah aku merasa kalah telak, jika aku menerima ajakannya dulu, mungkin aku bisa menjadi orang yang berbeda dari saat sekarang. Aku hanya bisa berandai-andai menyesal sekarang.
Sekarang usaha Reza yang dia rintis tanpa modal sudah termasuk UMKM yang berdikari, bahkan sudah bisa membuka lapangan pekerjaan.
Dari pengalaman ku ini, aku sadar bahwa digital sangat memudahkan banyak bidang pekerjaan khususnya bagi kaum milenial. Apalagi di masa pandemi ini, semua bisa memulai usahanya menggunakan digital.
Aku pun sekarang mulai mengikuti jejak Reza dengan membuka usahaku sendiri lewat digital, namun aku sadar, meskipun digital bisa membantu banyak hal, harus tetap tekun dan jeli dalam melihat peluang. Hal itu lah yang mendorong Reza dengan usahanya.
Jadi, poinnya adalah kita semua bisa mengelola bisnis masing-masing asalkan ada niat dan usaha, karena hal ini lah nantinya yang akan membantu kita dalam meningkatkan perekonomian kita masing-masing. Dan jangan lupa untuk terus semangat dalam belajar agar kita bisa berpijak di atas kaki sendiri.
Terimakasih dan semoga cerita ini bisa bermanfaat buat anda semua.
Maju terus untuk semua UMKM di Indonesia!!
Komentar
Posting Komentar